Cerpen semua tentangmu

Aku mau share cerpen buatanku, sebetulnya sih ini cerpen sebagai tugas bahasa Indonesia.. Cerpen ini terinspirasi dari lagu Semua Tentangmu Vierra :) .

SEMUA TENTANGMU


KRIIIIING!!!!
Jam weker berbentuk kelinci berbunyi dengan nyaring, namun tetap saja aku malas untuk beranjak bangun.
”Dira,cepat bangun. Nanti kamu terlambat.” terdengar suara mama dari depan pintu
“Iya.“ kataku sambil beranjak menuju kamar mandi
Setiap hari aktivitas ku selalu sama yaitu bangun,sekolah,les,mendekap di rumah ,tidur. Sungguh membosankan, ditambah lagi kedua sahabatku Resya dan Kesya sudah mempunyai pacar, jadi mereka selalu sibuk dengan urusannya dan setiap malam minggu kami tidak pernah hang out lagi. Perkenalkan, namaku Dira Zakia Prawira, umurku 16 tahun. Sebentar lagi aku akan menginjak umur17 tahun. Harapan ku saat umur 17 tahun nanti kehidupan ku kembali berwarna.
“Dira kamu sudah sarapan?” mama menghampiriku
“Dira sarapan disekolah ya ma.” kataku sambil mencium tangan mama
“Ya sudah hati-hati kamu nak.” kata mama
***
Di SMA Bunga Bangsa.
“Eh, Dira kamu udah ngerjain pr Bahasa Indonesia belum?” kata Kesya yang tiba-tiba mendekatiku.
“Hah? Pr apa?”aku kaget, karena semalam yang aku lakukan hanya nonton dvd dan tidur.
“Ya Allah, Kamu kebiasaan banget deh. Bagus kamu gabung sama Resya tuh, dia lagi nyalin Pr di bangku Arga!” Kesya memarahiku.
“Ih, males banget. Aku liat punya kamu aja deh.”kataku .
“Emang kenapa kalau liat punya Arga.”Kesya meledek hingga muka ku berubah merah padam.
Well, dulu aku sempat dekat sama Arga, itupun karena Arga yang duluan suka sama aku dan cerita ke semua teman kami kalau kita smsan, sumpah aku benci banget sama tuh cowok. Tapi sekarang dia dikabarin lagi pdkt sama Andita. Bagus deh, setidaknya aku gak perlu repot-repot ngeladenin dia kalau sms yang gak penting.
Tiba-tiba bel berbunyi, dan aku sama sekali belum menyalin PR Bahasa Indonesia. Pak Andre, guru Bahasa Indonesia kelas kami sudah masuk dan menyuruh mengumpulkan PR. Pak Andre adalah guru yang galak dan tidak mau perduli dengan muridnya, pokoknya kalau dia tidak suka sesuatu hal tidak segan-segan dia mengeluarkan kami dari kelas.
“Siapa yang belum mengerjakan PR?” Pak Andre bertanya sambil memeriksa buku kami.
Dengan ketakutan aku mengangkat tangan, dan ternyata bukan hanya aku, tapi Arga yang super nyebelin juga mengangkat tangan.
“Kalian!! Sudah bapak bilang dari awal, bapak tidak suka dengan murid yang tidak bertanggung jawab seperti kalian.” Pak Andre terlihat sangat marah.
“Maa..maafkan kami pak” Arga berusaha mencairkan suasana dengan meminta maaf, tetapi Pak Andre tetap marah.
“KELUAR KALIAN!” Pak Andre semakin marah .
                                                                                                    ***
“Eh, bukannya kamu udah ngerjain pr?” kataku berkata sinis pada Arga di taman sekolah kami.
“Udah kok” kata Arga sok cool.
Hening….
“Kamu benci banget ya sama aku?” Arga berusaha memecah keheningan.
“Gak tau juga deh” kataku.
“Aku ada salah apa sih Dira?”  Arga mulai mendekatiku
“Banyak tanya banget sih nih anak” gumamku dalam hati.
“Kok kamu diam Dir? Aku minta maaf banget sama kamu?” Arga mulai tertunduk.
Ya ampun, Arga nangis. Aku gak nyangka banget Arga ternyata cowok cengeng, bisa mati aku kalau ada guru yang ngeliat Arga nangis dan dikira aku yang buat tuh anak nangis
“Cengeng banget sih kamu, aku gak benci kok sama kamu. Bener deh, senyum dong Ga” kataku tersenyum sambil menahan ketawa.
“Pasti kamu ngetawain aku ya Dir, soalnya aku cengeng banget?” Arga berkata sambil berhenti mengis.
“Nah, itu kamu tau. HAHAHAHAHAHA” kataku sambil tertawa.
“Kalau kamu yang ngetawain aku, aku gak masalah kok. Aku juga nangis di depan cewek Cuma bisa di depan ibu aku dan…..” kata Arga, membuatku penasaran dengan kalimat akhirnya yang seakan sengaja dipotong.
“Siapa? Andita ya?” kataku cuek.
“Bukan kok, orangnya yaitu kamu Dira. Aku dan Andita hanya berteman, lagian selama ini aku curhat tentang kamu sama Andita.”  Kata Arga sambil menatap ku dalam.
Pasti muka aku berubah jadi merah, “ih, kenapa sih Arga ngeliatin aku kaya gitu” gumamku dalam hati.
Aku menunduk, Arga pasti merasa senang melihat ekspresi aku yang malu. Aku benci sata-saat seperti ini. Aku pun segera berlari, namun Arga menarik tanganku.
“Dira, kamu jangan pergi dulu. Aku mohon.” Arga memelas.
“Ada apa lagi sih, kita tuh lagi dihukum” kataku sambil beranjak pergi.
“Kamu mau kemana Dira?” Arga mencoba mengejar, namun gagal.
Aku berlari menuju perpustakaan. Pikiranku campur anduk.
***
“Tadi kamu kemana aja Dira?” Kesya bertanya padaku.
“Ke perpus” kataku lemah.
“Kok lemah gitu sih kamu? Siapa suruh kamu gak ngerjain pr?” Resya menceramahiku.
Aku ingin bercerita  kepada sahabatku, tapi baru aku mau bercerita mereka sudah pergi dengan pasangan masing-masing. “Menyebalkan, padahal aku mau cerita” gumamku kesal.
“Dira, kamu sama Arga disuruh Pak Andre buat puisi. Besok pas pelajaran bapak, kalian disuruh maju ke depan” Rifki memberitahu .
Sumpah, malas banget aku buat puisi. Seumur hidup, aku gak pernah bisa sama yang namanya buat puisi dan semacamnya.
“Dira, nanti pulang sekolah aku mau ngomong sama kamu” kata Arga serius.
Sorry, tapi aku sibuk Arga. Mungkin lain kali aja ya” Aku berkata sambil bergegas keluar dari kelas.
BUUUUK!!!
Aku terjatuh, kepala ku sakit dan tiba-tiba semua gelap.
***
“Dira kamu gak apa-apa kan?” Kesya memeluku.
“Gak apa-apa kok, emang aku kenapa ?” kataku kebingungan.
“Kamu tadi nabrak tiang basket, terus pingsan” Resya memberitahuku.
Mendengar perkataan Resya sumpah aku malu banget, kok aku bisa sih berbuat hal sebodoh itu, pasti semua orang yang mendengar ceritaku tertawa, sangat memalukan.
“Kok bisa sih kamu nabrak tiang basket langsung pingsan?” Kesya bertanya padaku.
Aku terdiam, bukan karena malu tetapi mencoba mengingat kembali apa yang terjadi.  Aku ingat, tadi Arga mengajak ku ketemuan saat pulang sekolah dan aku menghindar keluar kelas. Kemudian pikiran ku kacau balau dan tanpa sadar pasti aku melakukan hal bodoh itu. Andai waktu bisa diulang, aku pasti akan mengerjakan PR Bahasa Indonesia tanpa perlu berduaan di taman dengan Arga yang hari ini bersikap aneh dan tak wajar. Sungguh hari ini Arga menjijikan. Tapi sebenarnya di dalam hatiku terasa senang sekali dengan perlakuan arga kepadaku. Arga terlihat romantis dan sedikit cakep.
“Ih, apasih yang ada dipikiranku. Kalau Arga tau dalam hati aku memuji dia, pasti kepalanya bertambah besar” kataku dalam hati.
“Dira, gimana keadaanmu?” Arga tiba-tiba datang menghampiriku.
“Aku baik-baik saja kok, tumben kamu baik sama aku?” Aku kebingungan.
“Aku selalu baik kok Dir sama kamu” suara Arga melemah.
“Masa sih?” aku menggoda Arga yang mukanya makin memerah
“Iya, Aku bakalan baik sama orang kaya kamu. Aku udah lama suka kamu, 5 bulan aku nahan rasa ini. Tapi tiba-tiba kamu berubah dan menjauh dari aku, seakan kamu benci sama aku. Tapi aku bingung aku salah apa sama kamu Dira” Kata Arga menjelaskan.
“Oh” jawabku singkat.
“Aku benci karena kamu bilang ke semua orang kalau kita lagi pdkt, sumpah aku kesal banget. Aku gak suka sikap kamu yang kaya gitu” kataku melanjutkan.
“Kamu mau gak jadi pacar aku Dira?” Arga berkata dengan muka yang pucat.
Aku tersenyum, perasaanku senang sekali. Ternyata ini yang sebenarnya aku rasakan. Dan hari ini adalah hari yang bersejarah untuk kami.
***
Hari ini adalah hari pertama aku pergi ke sekolah dengan status tidak single lagi.
Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, aku membacakan puisi tentang pemandangan alam. Dan Arga membuat puisi yang sangat romantik, sehingga membuatku sedikit terpesona. Setelah pelajaran Bahasa Indonesia, kami belajar Seni Budaya. Pelajaran kami hari ini adalah nyanyi. Arga menyanyikan lagu semua tentangmu, dia bilang kalau dia suka sekali sama lagu vierra itu.
“Dir, sebetulnya Arga baru tahu lagu itu tadi pagi loh. Dia nanya sama si kembar apa lagu kesukaan kamu.” Radit memberitahuku.
“Ah masa sih?” kataku sedikit tidak percaya.
“Iya, si kembar bilang kamu suka banget lagu Vierra dan Arga memilih lagu semua tentangmu.” Radit meyakinkanku.
***
Minggu, 12 Februari 2012.
Hari ini adalah hari ulang tahunku, sweet 17 yang kebanyakan remaja menati hal ini. Sejak pukul 8 pagi hingga pukul 7 malam aku dan Arga berjalan-jalan. Tujuan kami hari ini adalah menyusuri Jakarta dan mencoba makanan yang ada di Jakarta.
“Selamat ulang tahun My Dira” Kata Arga sesampainya kami dirumah.
“Makasih Arga, makasih juga untuk hari ini.”Kataku pada Arga.
Dan ketika pintu dibuka aku tidak menyangka banyak teman-teman sekolahku dan banyak makanan serta ruangan yang tertata rapi. Ternyata seharian aku pergi bersama Arga, Orang tuaku bersama teman-temanku menyiapkan surprise party yang mengejutkan.
“Terima kasih ya semuanya” kataku terharu.
Kami semua berpelukan. Acara hari ini berjalan sangat menyenangkan. Aku senang sekali mempunyai orang-orang yang sangat perhatian terhadapku.
***
Dua tahun kemudian.
Semakin hari , aku dan Arga semakin dekat. Setiap hari ada saja kejadian yang membuatku senang, sedih, benci, marah bahkan menangis.  Hidup aku sekarang lebih berwarna, Arga adalah orang yang baik, perhatian, sopan walau terkadang dia menyebalkan dan egois.
“Ciee, Dira. Selamat dua tahunan ya sama Arga” kata si kembar Kesya dan Resya menggodaku.
“Apaan sih kalian?” kataku malu-malu.
“Ngomong-ngomong kamu mau nerusin kuliah kemana Dir?” kata Resya membuka pembicaraan
Hari ini adalah hari perpisahan di sekolah kami, setelah mengalami hal-hal sulit menjelang ujian kami semua merasakan manis di akhir. Perpisahan yang sangat menyedihkan ini harus terjadi, selama di SMA ini aku merasakan berbagai kejadian. Kejadian yang terindah adalah saat bersama sahabat-sahabatku dan Arga. Arga selalu memberikan warna di kehidupanku selama ini. Dia menemaniku saat aku merasakan kesepian. Aku berharap kami bersama selamanya, namun aku harus pergi ke Melbourne. Sedangkan Arga sudah diterima di Universitas Indonesia seperti yang dia impikan sejak dulu. Aku takut kehilangan Arga, tapi Arga tetap meyakinkanku bahwa hubungan kami bakal baik-baik saja meskipun kami harus terpisah jarak dan waktu.
“Dira kok kamu ngelamun sih? Kesya mengagetkanku.
“Aku tetap harus ke Melbourne, karena orang tuaku berharap sekali anaknya mendapat beasiswa sejak dulu” kataku sambil tersenyum.
“Yah berarti Arga harus kehilangan kamu dong, hehe” Resya kembali menggodaku.
Tiba-tiba Arga datang menghampiriku.
“Dira, nanti malam kamu di undang makan malam bersama kedua orang tuaku” kata Arga sedikit berbisik.
“Kamu jemput aku ya Arga, mau kan?” kataku manja.
“Iya, kamu tenang saja. Pokoknya tepat pukul 7 malam aku jemput kamu. See you Dira” Kata Arga sambil bergegas pergi.
***
Aku memakai gaun dari Arga, gaun putih yang amat memukau. Aku menanti Arga sangat lama, sekarang sudah pukul 8, tapi Arga tidak kunjung datang. “Dimana Arga.” Gumamku dalam hati.
“Non, ada telpon dari orang tua Mas Arga.” Kata bi Surti.
“Halo, Assalamualaikum.”
“Dira, kamu sabar ya nak” kata Ayah Arga dengan suara bergetar.
“Maaf om, saya gak ngerti maksud om” kataku kebingungan.
“Tadi Arga mengalami kecelakaan saat menjemput kamu, dan sekerang dia sedang dirawat di rumah sakit.” Kata Ayah Arga menjelaskan.
Aku menangis,  dan tidak bisa berkata apa-apa.
***
Aku hanya bisa menangis melihat Arga diam, dan aku berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada Arga.
“Kamu sabar ya nak.” Orang tua Arga mencoba tegar dengan semua ini.
Tiba-tiba dokter keluar dan mencari Orang tua Arga.
“Kalian boleh masuk, Arga sudah sadar tetapi dia mengalami goncangan besar di kepalanya.” Kata dokter menjelaskan.
“Arga tidak apa-apa kan dokter?” Bunda Arga menahan air mata.
“Dia mengalami penyakit amnesia, karena benturan keras dikepalanya“ dokter kembali menjelaskan.
Aku dan Bunda Arga segera masuk ke ruangan Arga.
“Arga…..” Aku mendekati Arga.
“Bunda, itu siapa Bunda?” Arga kelihat kebingungan.
“Dia Dira, masa kamu lupa nak?” Bunda Arga mendekati Arga.
“Dira siapa bu , aku lupa” Arga bersikeras mengatakan bahwa dia tak mengenalku.
Aku merasa sedih sekali karena orang yang aku sayangi tak mengenal siapa aku. Aku berlari menuju koridor dan orang-orang yang ada diluar kamar Arga mencoba mengejarku.
“Dira kamu kenapa sih?” Kesya berteriak.
Aku terus berlari dan menangis. Aku tahu dunia tidak berakhir hanya karena Arga tidak mengenalku lagi. Namun hatiku terasa sakit. Aku tidak pernah menyangka ini semua akan terjadi.
***
Sudah tiga bulan sejak kejadian itu, dan besok aku harus pergi.
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam, eh Dira. Masuk nak.” Bunda Arga mempersilahkan aku masuk.
“Bagaimana kabar Arga tante?” kataku
“Maaf Dira, tapi untuk saat ini sepertinya tidak bisa dipaksakan. Tante sudah melihatkan semua foto-foto kalian dan menceritakan tentang kamu, tapi Arga tetap tidak bisa mengingat masa-masa tentang kalian.”
Aku meneteskan air mata, aku merasakan bagaimana rasanya saat ditinggal orang yang pernah member berbagai macam warna dalam kehidupanku.
“Yasudah tante, Dira kesini hanya mau berpamitan pada tante sekeluarga. Karena besok Dira harus pergi ke Melbourne” kataku sambil memeluk Bunda Arga
“Kapan kamu mulai kuliah nak ?”
“Seminggu lagi tante, tetapi banyak yang harus Dira urus tante.”
“Semoga kamu betah ya nak dan jangan pernah lupain keluarga kami”  Bunda Arga memeluku dan menangis.
Kami menagis untuk beberapa saat. Hubungan aku dan Bunda Arga sangatlah dekat. Setiap ada masalah, pasti Bunda Arga membantu kami menyelesaikan masalah kami. Terlebih aku dan Arga sering sekali berantem bahkan untuk urusan sepele. Hidup aku selama dengan Arga sangat berwarna, sehari kami bisa akrab bahkan bisa berkelahi sampai dia menangis. Arga adalah laki-laki yang cengeng dan hatinya mudah tersentuh. “Sudahlah, mengapa aku jadi memikirkan Arga yang sudah melupakan semua cerita tentang kita. Aku menitip surat pada Bunda Arga. Semalaman aku membuat surat dan menulis lirik lagu kesukaan kami. Aku kembali mengingat masa-masa yang berwarna bersama Arga. Namun aku harus tetap bersabar, karena Arga mungkin lebih senang dengan keadaan seperti ini.
“Tante, tolong berikan surat ini pada Arga. Dira harap dengan membaca lirik lagu ini Arga bisa sedikit mengingat tentang Dira, Arga bisa kembali menerima Dira sebagai bagian dari hidup Arga” Kataku sambil tak berhenti meneteskan air mata.
“Baik Dira, kamu yang tabah ya nak. Tante yakin, Allah punya rencana lain untuk kalian berdua.” Unda Arga kembali memeluku.
***
             Semua Tentangmu
Semua tentangmu selalu membekas dihati ini
Cerita cinta kita berdua akan selalu…
Takkan pernah tak mungkin bisa kulupakan, kuhilangkan..
Takkan pernah kubiarkan cinta kita berakhir…
Ku tak rela, ku tak ingin kau lepaskan semua….
Ikatan tali cinta, yang tlah kita buat selama ini...
Aku disini selalu menanti….
Ku takkan letih menunggumu…

Lagu ini adalah lagu yang kita suka, dan sekarang menggambarkan perasaanku. Aku harap kamu bisa mengingat semua tentang kita Arga. Kamu selalu memberi warna dihidupku. Terimakasih untuk semuanya, aku harap kamu bahagia selalu
With love,
Dira Zakia Prawira

***
Setelah membaca surat buatanku, Arga mulai bisa mengingat semuanya. Arga datang ke rumahku tepat pukul 19.00, seperti janji dia untuk menjemputku sebelum dia melupakanku.
“Dira.” Arga tiba-tiba datang
“Arga? Kamu udah ingat semuanya?” kataku sedikit tidak percaya.
“Aku belum sepenuhnya mengingat tentang kamu Dira, tapi aku mulai bisa mengingat masa-masa yang indah bersamamu , aku mohon kamu mau membantu aku untuk kembali seperti dulu, megingat semua tentangmu dan semua tentang kita.”
“Iya Arga, tapi aku harus pergi”
“Aku akan menanti kamu. Dan saat kamu pulang aku berjanji untuk menggatikan hari-harimu yang menyedihkan karena aku” kata Arga berusaha meyakinkanku.
***
Hari ini adalah merupakan hari terberat, aku harus pergi ke Melbourne.
“Kamu janji ya untuk selalu jaga janji kita” Arga terlihat sangat sedih
“Iya Arga, jangan cengeng ya. Aku yakin kamu itu cowok yang sabar. Hehehe” kataku
Kami pun berpisah. Namun kami yakin jika kami berjodoh, kami akan dipertemukan lagi. Semoga semua yang terjadi beberapa bulan ini, dapat menjadi pelajaran berharga untuk hubungan kami ke depan.



Komentar